Apa itu Zakat Fitrah ?
Zakat Fitrah adalah salah satu bentuk amalan yang diwajibkan dalam islam, yaitu memberikan sejumlah harta/barang kepada penerima zakat yang dibayarkan selambat-lambatnya pada akhir bulan puasa Ramadhan. Karena itu terjadi sekali setiap tahun Hijriah.
Kewajiban Zakat Fitrah
Zakat Fitrah mulai ditetapkan pada tahun ke-2 setelah hijrah Nabi Muhammad (saw) ke Madinah. Yaitu pada tahun yang sama saat puasa bulan Ramadan ditetapkan. Ini menjelaskan kepada kita bahwa dalam Islam zakat Fitrah sama pentingnya dengan puasa Ramadhan. Faktanya dua hal itu diputuskan di bulan dan tahun yang sama.
Oleh karena itu maka zakat Fitrah adalah kewajiban, tidak peduli dia adalah budak Muslim, pria atau wanita, anak-anak atau dewasa. Seorang laki-laki (kepala keluarga) membayar untuk dirinya sendiri dan untuk siapa pun yang bergantung padanya, kecuali mereka memiliki cukup uang mereka sendiri, untuk membayar zakat Fitrah. Perlu ditekankan bahwa seseorang harus menjadi seorang Muslim dan memenuhi syarat untuk menerima zakat Fitrah.
"orang merdeka maupun budak, laki-laki maupun wanita, anak maupun dewasa. Berdasarkan hadis Ibn Umar: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah…. kepada setiap budak atau orang merdeka, laki-laki atau wanita, anak maupun dewasa, dari kalangan kaum muslimin…" (HR. Bukhari)
Hikmah Dibalik Zakat al-Fitri
Tidak perlu selalu mengetahui kebijakan di balik ritual wajib yang ditetapkan. Yang penting adalah mengetahui persyaratannya dan mematuhinya. Namun, ada beberapa ritual dan perbuatan yang baik Quran atau Nabi benar-benar memberitahu kita kebijakan (dan logika) di balik aturan yang ditetapkan. Diantaranya adalah zakat Fitrah.
Berbeda dengan zakat harta tahunan yang diberikan untuk memurnikan kekayaan seseorang, zakat fitrah bertujuan untuk memurnikan puasa. Ini bertujuan untuk memurnikan Muslim yang berpuasa dari semua kesalahan kecilnya, dan dosa yang mungkin dia lakukan selama bulan puasa saat berpuasa. Ini juga bertujuan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan selama musim perayaan 'Idul Fitri.
Ibn ’Abbas meriwayatkan:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perkataan yang tak berguna dan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Maka barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum shalat 'Ied, maka ia zakat yang diterima. Dan barangsiapa yang mengeluarkannya sesudah shalat, maka ia menjadi sedekah biasa." (HR. Ibnu Majah dan Abu Dawud).
Dari hadits di atas kita memahami bahwa Islam mengharapkan agar orang-orang yang kurang beruntung bisa mendapatakan manfaat dari zakat fitrah, dan pada saat yang sama kita telah melakukan sebuah kebaikan besar. Siapa yang tidak ingin dibersihkan dari perkataan yang menyakitkan serta kesalahan yang tidak dapat dimaafkan?
Siapakah yang Wajib Nembayar Zakat Fitrah?
Zakat fitrah dibebankan kepada setiap Muslim, manusia merdeka atau budak, pria atau wanita, anak-anak atau orang dewasa, yang memiliki harta di mana ia dapat mempertahankan selama 24 jam (siang dan malam) saat 'Idul Fitri atau lebih lama lagi. Seorang kepala keluarga wajib membayarkan zakat fitrah setiap anggota keluarga.
Siapakah yang Layak menerima Zakat Fitrah?
Zakat Fitrah harus diberikan kepada setiap Muslim yang tidak memiliki cukup harta untuk 24 jam ke depan (siang dan malam) selama 'Idul Fitri.
Kapan Zakat Fitrah harus Dibayar?
Zakat fitrah dibayarkan pada bulan Ramadhan selambat-lambatnya sebelum Shalat 'Idul Fitri dilaksanakan, karena jika diberikan setelah atau ketika shalat 'Idul Fitri dilaksanakan maka Allah SWT akan membatalkan pahala zakat fitrah.
Bagaimana Cara Membayar Zakat Fitrah?
Mayoritas ulama berpendapat bahwa, zakat fitrah haruslah dibayarkan sepertii apa yang Nabi sebutkan dalam hadits, atau setidaknya dari makanan pokok daerah (atau kota) di mana zakat fitrah dibayarkan.
"Pada masa Nabi (saw) kami biasa memberikan satu sendok makanan, atau satu sendok kurma, atau satu sendok jeli, atau satu sendok kismis."
Sebaliknya, Imam Abu Hanifah berbeda pendapat. Dia berpendapat bahwa zakat al-fitr dapat diberikan dalam makanan substansial serta setara dalam uang. Ini begitu penting, ketika ada kebutuhan untuk itu, dan lebih baik melayani kebutuhan penerima.
Berapakah Jumlah yang Harus Dibayarkan Untuk Zakat Fitrah?
Takaran yang digunakan harus setara dengan takaran yang digunakan Nabi (Sha’ adalah ukuran takaran bukan timbangan. Ukuran takaran “sha’” yang berlaku di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sha’ masyarakat Madinah. Yang itu setara dengan 4 mud.), diperkirakan sekitar 3kg beras mentah digunakan untuk mengukur ketika seseorang memberikan zakat fitrah dalam bentuk makanan pokok, yaitu beras, kurma, gandum, dan lainnya. Jika Anda memberikan uang, maka harus membayar setara dengan harga 3kg beras yang belum dimasak. Jenis beras dan padanannya sama dengan beras yang Anda makan, bukan dengan apa yang dimakan penerima. Jadi, jika Anda mengkonsumsi beras kelas tinggi, maka Anda harus memberikan 3kg beras kelas tinggi atau setara uangnya sebagai zakat fitrah Anda.
Dapatkah saya memberikan lebih dari 3 kg atau beras mentah? Ya memang! Anda dapat menggandakannya, tiga kali lipat atau lebih dari yang Anda inginkan. Jika Anda memberi makanan pokok, Anda dapat menambahkan minyak, bahan makanan, buah-buahan atau bahkan minuman. Semakin banyak yang Anda berikan maka akan semakin baik.
Kesimpulan
Meskipun tampaknya mudah, tapi itu membutuhkan iman yang cukup. Sedikit penundaan saja anda akan lupa atau bahkan tidak jadi membayarnya.
Jika kita telah berhasil mengendalikan diri dari rasa lapar, haus, dan melawan hasrat-hasrat jahat selama 29 atau 30 hari, maka kita tidak akan memiliki masalah untuk menunaikan kewajiban yang mulia ini dengan memurnikan tubuh yang dari cacat spiritual yang tidak diinginkan yang mungkin tetap ada dalam diri kita.