-->

Friday, October 5, 2018

Dalam menjalani kehidupan, seorang hamba seharusnya mempercayai bahwa rizkinya telah diputuskan oleh Allah. Apabila rizkinya habis, maka dia berarti dia sudah kembali ke sang Khaliq.

“Tidak ada satu makhluk melatapun di muka bumi kecuali Allah yang menanggung rezekinya, dan Dia yang mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)” (Huud : 6)

“Sesungguhnya seorang jiwa tidak akan wafat sebelum Allah menyempurnakan semua rizkinya, maka hendaklah kalian bertakwa kepada Allah dan memperbaiki cara mencari rizki tersebut”.   (Al Hadits)

Golongan Manusia Dalam Menyikapi Mencari Rezeki 

-  Berlebih-lebihan

Menganggap bahwa rizki nya datang dari kehebatan dirinya sendiri, tidak dan tanpa bantuan Allah. Bahkan menghalalkan apa yang diharamkan Allah. Dalam hadits diatas diperintahkan untuk bertakwa serta mencarinya dengan cara yang benar sesuai tuntunan yang halal dalam syariat dalam mencari rezeki.

-  Menyepelekan

Menganggap bahwa rizkinya bakal datang dengan sendirinya walaupun tidak dicari. Meskipun rizki adalah ketentuan Allah, namun Nabi tetap menyuruh kita agar memperbaiki cara mencari rezeki tersebut.

Manfaat bagi seseorang bila Ia Mengetahui Cara Menambah (Kelapangan) Rezeki, maka ia bakal :

  • Lurus dalam mencarinya
  • Seimbang dalam mencari
  • Dibukakan pintu rahmat
  • Menambah tawakal
  • Memperkuat ibadah
  • Memperindah cara mencari rezeki

Dua Belas Sebab Ditambahakan dan Dilapangkannya Rizki Seorang Hamba yang Disyariatkan Alquran dan Sunnah


1. Banyak Memohon Ampun

“Maka aku (Nabi Nuh) katakan kepada mereka: “Mohonlah ampunlah kepada Rabb kalian, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat (melimpah ruah membawa kebaikan), dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (yang penuh dengan kebaikan dan manfaat).” (Nuh 10 – 12)

“Dan (Nabi Hud berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabb-mu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras (yang membawa kebaikan) atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu (yang sudah kalian miliki), dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (Huud : 52)

Imam Al-Hasan Al-Bashri pernah mendapat pengaduan bahwa orang-orang telah ditimpa kelaparan dan beliau menyerahkan solusi guna memohon ampun kepada Allah. Begitu pun permasalahan-permasalahan lainnya seperti kemiskinan dan kurangnya keturunan. Saat beliau ditanya mengapa melakukannya, maka beliau membawakan ayat di atas.

2. Menjaga diri di atas ketakwaan

Makna dari takwa adalah menjalankan perintahNya demi pahala dan menjauhi laranganNya karna takut dosa dan azabNya. Dan Allah menjamin rezeki orang yang bertakwa.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Ath Thalaaq : 2-3)

Sebagian ulama mengatakan bahwa dengan ketakwaan seseorang tidak akan menjadi faqir. Karena Allah akan memberinya kecukupan baik dari sisi dhahir (lahir) ataupun kecukupan yang lebih besar dari sisi bathin tatkala seseorang bertakwa dengan sebenar-benar ketakwaan. Inilah hakikat dari makna kecukupan, yaitu seseorang akan merasa tenang dengan yang sedikit dan merasa lebih dengan apa yang dianggap kurang oleh manusia.

Sebagian ulama berpendapat bahwa dengan ketakwaan seseorang tidak akan menjadi miskin. Karena Allah bakal memberinya kecukupan baik lahir ataupun kecukupan yang lebih besar di bathin tatkala seseorang bertakwa dengan sebenar-benar ketakwaan. Inilah esensi dari arti kecukupan, yakni seseorang bakal merasa tenang dengan yang tidak banyak dan merasa lebih dengan apa yang dirasakan kurang oleh manusia.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tapi kekayaan adalah yang ada di hati” (HR. Bukhari Muslim)

3. Bertawakal kepada Allah

Diriwayatkan dari sahabat Umar bin Khaththab bahwa Rasulullah bersabda, “Andaikata kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, sungguh kalian akan Kami beri rizki sebagaimana burung diberi rizki. Di pagi hari keluar dalam keadaan perut kosong dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad)

Rasulullah memberikan contoh tawakal dengan burung karena burung tersebut tidak memiliki simpanan makanan. Akan tetapi walaupun dengan kondisi yang demikian, dia di pagi hari keluar mencari riski dalam keadaan perut kosong dan di sore harinya sudah kenyang. Dan burung tersebut tidak hanya berdiam diri di sarangnya, akan tetapi keluar mencari rizki.

Rasulullah memberikan perumpaman tawakal dengan burung sebab burung itu tidak mempunyai simpanan makanan. Akan tetapi walaupun dengan situasi yang demikian, dia di pagi hari terbit mencari rezeki dalam suasana perut kosong dan di senja harinya telah kenyang. Dan burung itu tidak hanya membisu di sarangnya, tapi sibuk mencari rezeki.

Rukun (syarat)  agar sikap tawakal terwujud secara nyata/benar :

  1. Menyerahkan urusannya kepada Allah
  2. Menjalani sebab-sebab untuk mencapai tujuan tersebut
  3. Meyakini apabila kenikmatan tersebut datang semuanya adalah semata dari Allah
Contoh: Seseorang yang sakit menyerahkan urusan sakitnya kepada Allah, akan tetapi dia tetap berobat, berusaha menyembuhkan penyakitnya. Akan tetapi setelah sembuh dia harus mengatakan bahwa kesembuhannya merupakan karunia dari Allah.

4. Menyibukkan diri dengan ibadah

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah mengabarkan bahwa Allah berfirman dalam hadits Qudsi, “Wahai Hamba-hambaku, hendaknya kalian memenuhi waktu (konsentrasi) dengan ibadah, kalau kalian melakukannya Aku akan memenuhi dada kalian dengan kekayaan, dan Aku akan menutupi kefakiran kalian. Kalau kalian tidak melakukannya, Aku akan memenuhi dada kalian dengan kesibukan dan Aku tidak akan menutup kefakiran kalian.”

Seorang hamba haruslah memperbanyak ibadah sembari terus berikhtiar mencari rezeki, sebab fokus melakukan ibadah akan membantu mempermudah seseorang dalam mencari rezeki

5. Mensyukuri nikmat-Nya

Allah berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim : 7)

Rukun untuk mensyukuri kenikmatan :
  • Memuji Allah dengan lisannya
  • Mengakui dalam hati bahwa semua nikmat tersebut datang dari-Nya. Apapun kenikmatan yang datang kepada kalian maka itu datangnya dari Allah (An-Nisaa : 79)
  • Menggunakan kenikmatan tersebut dalam ketaatan
6. Istiqomah diatas agama

Allah berfirman, “Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).” (Al-Jin : 16)

7. Menyambung ibadah haji dan umrah

Rasulullah bersabda, “Terus-meneruslah kalian menyambung antara pelaksanaan haji dan umrah, sebab kedua ibadah ini menggugurkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana api menggugurkan karat di besi”.

8. Menyambung silaturahmi

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang senang Allah luaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya dia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari Muslim)

9. Berinfaq dengan pemberian dari Allah

Allah berfirman dalam hadits Qudsi, “Wahai anak adam berinfaklah, maka aku akan berinfaq kepadamu”
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak ada satu haripun yang berlalu kecuali ada dua malaikat yang turun, satu malaikat berkata, Ya Allah, berilah kepada orang yang berinfak di hari ini ganti untuknya. Dan malaikat yang lainnya berkata, Ya Allah berikanlah kerugian kepada orang yang tidak berinfak di hari ini.” (HR. Bukhari Muslim)

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya shodaqoh itu tidak pernah mengurangi harta.” (HR. Bukhari Muslim)

Allah berfirman, “Apapun yang kalian infaqkan dari sesuatu, maka Dialah yang akan menggantinya, dan Dialah sebaik-baik pemberi rizki.” (Saba’ : 39)

10. Berinfaq kepada penuntut ilmu

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa datang seorang lelaki kepada Rasulullah mengadukan saudaranya yang belajar kepada Rasulullah dan tidak bekerja, maka dijawab oleh Nabi, “Barangkali kamu mendapat rizki dikarenakan saudaramu.” (HR. Imam Ahmad)

Keberadaan penuntut ilmu ditekankan dalam syariat, karena dengan mereka umat Islam akan mendapatkan manfaat yang sangat banyak.

11. Berbuat baik kepada orang-orang yang lemah

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Tidaklah kalian itu mendapatkan rizki dan mendapatkan pertolongan kecuali kalau kalian berbuat baik terhadap orang-orang yang lemah diantara kalian.” (HR. Imam Bukhari)

12. Menjaga shalat lima waktu

Diantara cara menjaga shalat lima waktu :
  • Melakukannya di awal waktu yang utama
  • Apabila laki-laki maka wajib shalat berjamaah di masjid
  • Apabila seorang kepala keluarga maka memerintahkan anggota keluarganya untuk mengerjakan shalat
Allah berfirman, “Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepada kalian. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Thaahaa : 132)

Menurut Ibnu Katsir, ayat diatas bermakna bahwa apabila seseorang memerintahkan keluarganya untuk mengerjakan shalat dan bersabar terhadapnya, maka dia akan dikaruniakan rizki dari arah yang tidak pernah dia sangka.

SUMBER : Kunci-kunci Rizki, Khutbah Jumat oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi


Postingan ini memiliki 0 Comments

Berkomentarlah dengan bijak!!
EmoticonEmoticon

Artikel Selanjutnya Artikel Selanjutnya
Artikel Sebelumnya Artikel Sebelumnya